Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Seberkas Cahaya di Tengah Gelapnya Musibah

Ari Wahyudi, S.Si. 9 Mei 2009  Segala puji bagi Allah Zat yang telah menciptakan kematian dan kehidupan dalam rangka menguji manusia siapakah di antara mereka yang terbaik amalnya. Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hidayah dan agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama yang ada. Sholawat beriring salam semoga senantiasa terlimpah kepada Nabi pembawa rahmah beserta keluarga dan sahabat juga seluruh pengikut mereka yang setia hingga tegaknya kiamat di alam semesta. Amma ba’du. Saudaraku. Semoga Allah melimpahkan taufik untuk menggapai cinta dan ridho-Nya kepadaku dan dirimu. Perjalanan kehidupan terkadang membawamu terperosok dan jatuh dalam berbagai kesulitan. Kesulitan-kesulitan itu terasa berat bagimu. Dadamu seolah-olah menjadi sesak. Bumi yang begitu luas terhampar seolah-olah menjadi sempit bagimu. Apakah keadaan ini akan membawamu berputus asa wahai saudaraku, jangan. Akan tetapi bersabarlah. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, واعلم أن ا

Larangan Menyerupai Lawan Jenis

Oleh Redaksi - 11/07/2013 Laki-laki tidak diperbolehkan memakai pakaian wanita. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, لَعَنَ رَسُولُ اللهِ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat lelaki yang berpakaian seperti model pakaian wanita dan (melaknat) wanita yang berpakaian seperti lelaki.” (HR. Abu Dawud no. 4098, Ahmad 2/325) Hadits ini diriwayatkan Ibnu Majah (no. 1903) dengan lafadz, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat wanita yang menyerupai lelaki dan (melaknat) lelaki yang menyerupai wanita.” Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, لَعَنَ رَسُولُ اللهِ الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat lelaki yang menyerupai wanita dan (melaknat) wanita yang menyerupai lelaki.” (HR. al-Bukhari no. 5885) Al – Imam ath – Thabari rahimahullah menjelaskan, “Makna (hadits) ini ada

Pakaian yang Mesti Engkau Pakai, Saudariku!

By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - July 30, 2009  Betapa banyak kita lihat saat ini, wanita-wanita berbusana muslimah, namun masih dalam keadaan ketat. Sungguh kadang hati terasa perih. Apa bedanya penampilan mereka yang berkerudung dengan penampilan wanita lain yang tidak berkerudung jika sama-sama ketatnya[?] Oleh karena itu, pembahasan kita saat ini adalah mengenai pakaian wanita muslimah yang seharusnya mereka pakai. Pembahasan kali ini adalah lanjutan dari pembahasan “Wanita yang Berpakaian Tetapi Telanjang“. Semoga bermanfaat. Hanya Allah lah yang dapat memberi taufik dan hidayah.  Allah Ta’ala berfirman, يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya  ke seluruh tubuh mereka“. Yang demik

Hamba yang Kanud, Banyak Menghitung Musibah, Lupa akan Nikmat

By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - June 13, 2020  Apa itu kanud? Ringkasnya, kanud adalah orang yang terus menerus menghitung musibah demi musibah dan melupakan nikmat. Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan: Allah mencela orang yang disebut kanud yaitu yang tidak mensyukuri nikmat. Mengenai ayat, إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ “Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya.” (QS. Al-‘Adiyat: 6). Al-Hasan Al-Bashri mengatakan mengenai ayat ini, يَعُدُّ المَصَائِبَ وَيَنْسَى النِّعَمَ “Orang yang kanud adalah yang terus menerus menghitung musibah demi musibah, lantas melupakan berbagai nikmat yang telah Allah beri.” (‘Uddah Ash-Shabirin wa Dzakhirah Ash-Shabirin, hlm. 151) Ibnul Qayyim itu mengatakan bahwa karenanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa kebanyakan wanita menjadi penduduk neraka karena sifat di atas. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَوْ أَحْسَنْتَ إِلىَ إِحْدَاهُنَّ الدَّهْرَ، ثُمَّ رَأَتْ مِنْكَ شَيْئًا قَا

Segera Iringi Keburukan dengan Kebaikan

Raehanul Bahraen Bimbingan Islam, Quote Ringan 10 September 2016  Saudaraku Jangan pernah depresi Berlarut dalam rasa bersalah walaupun itu fatal dan memalukan Segera iringi dengan kebaikan selanjutnya Kau bentak istrimu Segera beri ia pelukan dan hadiah kejutan Kau tertinggal subuh berjamaah Segera shalat dhuha yang lebih banyak Kau marah berlebihan pada bawahanmu Segera beri ia bonus Kau telah berlagak sombong Segeralah berinfak dan sedekah Seorang muslim tidak pernah Depresi larut dalam kesalahan Tapi ia segera bangkit Dengan membawa kebaikan ﻭَﺃَﺗْﺒِﻊِ ﺍﻟﺴَّﻴِّﺌَﺔَ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔَ ﺗَﻤْﺤُﻬَﺎ “Iringilah kejelakan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskannya (HR. Tirmidzi) @Bandara Sumbawa Besar Penyusun: Raehanul Bahraen https://muslimafiyah.com/segera-iringi-keburukan-dengan-kebaikan.html Reposting di Group WA *Info Kajian Purwokerto*. 

Berusaha Tidak Tertinggal Takbiratul Ihram Shalat Berjamaah

dr. Raehanul Bahraen, M.Sc, Sp.PK 21 Januari 2014  Shalat berjamaah di masjid merupakan kewajiban bagi laki-laki menurut pendapat terkuat. Ada banyak dalil yang menunjukkan hal ini. Salah satunya kami sebutkan, yaitu saat-saat perang berkecamuk, tetap diperintahkan shalat berjamaah. Maka, apalagi suasana aman dan tentram, tentu lebih wajib lagi. Dan ini perintah langsung dari Allah dalam al-Quran. Allah Ta’ala berfirman, وَإِذَا كُنْتَ فِيهِمْ فَأَقَمْتَ لَهُمُ الصَّلَاةَ فَلْتَقُمْ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا أَسْلِحَتَهُمْ فَإِذَا سَجَدُوا فَلْيَكُونُوا مِنْ وَرَائِكُمْ وَلْتَأْتِ طَائِفَةٌ أُخْرَى لَمْ يُصَلُّوا فَلْيُصَلُّوا مَعَكَ وَلْيَأْخُذُوا حِذْرَهُمْ وَأَسْلِحَتَهُمْ وَدَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ تَغْفُلُونَ عَنْ أَسْلِحَتِكُمْ وَأَمْتِعَتِكُمْ فَيَمِيلُونَ عَلَيْكُمْ مَيْلَةً وَاحِدَةً وَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِنْ كَانَ بِكُمْ أَذًى مِنْ مَطَرٍ أَوْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَنْ تَضَعُوا أَسْلِحَتَكُمْ وَخُذُوا حِذْرَكُمْ إِنَّ اللَّهَ أَعَدَّ لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا

Mengajak Kebaikan Tidak Harus Menjadi Ustadz

Bimbingan IslamWed 28 Muharram 1439AH 18-10-2017AD 10:32 am Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran merupakan di antara ciri-ciri umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini mengingat firman Allah Ta’ala: كُنتُم خَيرَ أُمَّةٍ أُخرِجَت لِلنّاسِ تَأمُرونَ بِالمَعروفِ وَتَنهَونَ عَنِ المُنكَرِ وَتُؤمِنونَ بِاللَّهِ ۗ وَلَو آمَنَ أَهلُ الكِتابِ لَكانَ خَيرًا لَهُم ۚ مِنهُمُ المُؤمِنونَ وَأَكثَرُهُمُ الفاسِقونَ “Kalian adalah sebaik-baik umat yang dimunculkan untuk manusia. Kalian mengajak kepada kebaikan dan melarang dari yang mungkar, serta kalian beriman kepada Allah.” (Q.S. Ali ‘Imran 3:110) *Kondisi Kaum Muslimin yang Seharusnya* Dalam ayat ini diterangkan bahwa status umat Muhammad ini akan senantiasa baik dengan dua unsur agung: Pertama, amar makruf dan nahi mungkar yang terus digalakkan. Amar makruf dan nahi mungkar merupakan benteng agama. Ajaran ini termasuk ajaran yang tidak dilaksanakan oleh Bani Israil. Abu Daud meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud, bahwa Ra

Hukum Makmum Masbuq Langsung Mengikuti Imam tanpa Takbiratul Ihram

dr. M Saifudin Hakim, M.Sc., Ph.D. 11 Maret 2019  Di antara kesalahan yang kita jumpai berkaitan dengan makmum masbuq dan mereka menjumpai imam -misalnya- dalam keadaan ruku’ atau sujud adalah mereka langsung menyusul gerakan imam tanpa melakukan takbiratul ihram terlebih dahulu. Ini adalah sebuah kesalahan karena shalat dimulai dari takbiratul ihram yang merupakan bagian dari rukun shalat. Bisa jadi hal ini juga karena mereka salah paham terhadap sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiyallahu ‘amhu, beliau menceritakan, “Ketika kami sedang shalat bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba terdengar suara gaduh orang-orang. Ketika selesai shalat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, مَا شَأْنُكُمْ؟ “Ada apa dengan kalian tadi?” Para sahabat menjawab, اسْتَعْجَلْنَا إِلَى الصَّلاَةِ “Kami terburu-buru untuk shalat.” (karena terlambat, pent.) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda, فَلاَ تَفْعَلُوا إِذَا أَتَيْتُمُ الصَّلاَةَ فَعَلَيْكُمْ ب

Bolehkah Wanita Berwudhu Hanya Mengusap Kerudung Ketika Mendesak?

By Ahmad Anshori, Lc - Sep 17, 2019 Di kondisi mendesak, dmn wudhu di tmpt umum, tdk ada Wudhu khusus utk perempuan, kmd tdk ada kamar mandi jg , apakah boleh wanita ckp mengusap kerudung sebagai ganti mengusap kepala? Abu Hammam, di Bantul. Jawaban: Bismillah walhamdulillah was sholaatu wassalam’ala Rasulillah wa ba’du. Nabi shalallahu alaihi wa sallam membolehkan bagi laki-laki yang memakai imamah; yaitu penutup kepala berupa lilitan kain, untuk mengusap imamah saat berwudhu, sebagai ganti mengusap kepala. Dari sahabat Amr bin Umayyah, beliau mengabarkan, رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى عِمَامَتِهِ وَخُفَّيْهِ Aku pernah melihat Nabi shallallahu’alaihi wasallam mengusap imamah dan khuf beliau. (HR. Bukhori) Dalil yang lain, adalah hadis Bilal bin Robah radhiyallahu’anhu, beliau mengatakan, أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ” مَسَحَ عَلَى الْخُفَّيْنِ وَالْخِمَارِ Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam mengusap kedua khuf dan khimaar. (HR. M

11 Kesalahan Dalam Berwudhu

Yulian Purnama, S.Kom. 14 Agustus 2016  Sebagaimana ibadah yang lain, wudhu pun wajib untuk mengikuti tuntunan dari Al Qur’an dan hadits-hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam dalam mengerjakannya. Karena Al Qur’an dan hadits adalah sumber landasan hukum dalam Islam, serta acuan dalam mengerjakan ibadah. Maka tidak boleh kita melakukan ibadah hanya dengan dasar pendapat seseorang, opini seseorang atau logika semata. Lebih lagi jika tidak memiliki dasar sama sekali alias asal-asalan. Oleh karena itu, pembahasan kali ini akan memaparkan secara ringkas beberapa amalan dan keyakinan yang salah seputar wudhu, karena amalan dan keyakinan tersebut tidak dilandasi oleh Al Qur’an dan hadits yang shahih. Beberapa amalan dan keyakinan tersebut adalah: *1. Melafalkan niat wudhu* Sebagian orang melafalkan niat wudhu semisal dengan mengucapkan: “nawaitul wudhu’a liraf’il hadatsil asghari lillahi ta’ala” (saya berniat wudhu untuk mengangkat hadats kecil karena Allah Ta’ala) atau semacamnya. Padahal

Merutinkan Puasa Senin Kamis

By Muhammad Abduh Tuasikal, MSc - February 12, 2010  Puasa adalah amalan yang sangat utama. Dengan puasa seseorang akan terlepas dari berbagai godaan syahwat di dunia dan terlepas dari siksa neraka di akhirat. Puasa pun ada yang diwajibkan dan ada yang disunnahkan. Setelah kita menunaikan yang wajib, maka alangkah bagusnya kita bisa menyempurnakannya dengan amalan yang sunnah. Ketahuilah bahwa puasa sunnah nantinya akan  menambal kekurangan yang ada pada puasa wajib. Oleh karena itu, amalan sunnah sudah sepantasnya tidak diremehkan. *Keutamaan Orang yang Berpuasa* Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِ

Jangan Pernah Lelah Berdakwah

Oleh : Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin, Lc Sahabatku..... Tanda seorang da'i siap berdakwah adalah siap menerima rikiso dakwah berupa teror, intimidasi, tekanan dan ancaman hingga pembunuhan. Karena jalan dakwah dari mulai Nabi Nuh hingga Rasulullah tidak pernah sepi dari resiko di atas. Sahabatku....... Dakwah bukan profesi yang bertabur bunga sanjungan dan bukan panggung yang dikelilingi oleh fan-fan fanatis yang membuat suasana gegap gempita tapi profesi yang butuh keikhlasan, keistiqamahan dan kesabaran tanpa kenal batas. Sahabatku..... Benar kata Imam Ahmad ketika ditanya putranya "kapan kita istirahat dari cobaan dan fitnah", beliau menjawab, "Bila kaki kita sudah menginjak pelataran surga". Sehingga tidak pernah tidur nyenyak mata para pengecut. Jalan menekuni dakwah seorang da'i harus sering merenungkan firman Allah di bawah ini, لَتُبْلَوُنَّ فِيْ أَمًْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الذِيْنَ أُوتُوا الْكِتَاب من قَبْلِكُمْ ومن الذين أ